Sejarah KUSTA

·       Tahun 1873: M. Leprae ditemukan oleh Hansen dari Norwegia
·       Tahun 1879: Albert Neister (Jerman) mewarnai kuman ini dengan gentian violet dan fuchzin
·       Robert menemukan bahwa kuman ini BTA

Tahukah Anda apa itu penyakit kusta? Apakah penyakit kusta merupakan penyakit keturunan dan akibat dari kutukan? Tentunya tidak. Meskipun masih ada masyarakat yang menganggap penyakit kusta sebagai penyakit yang diturunkan dan dikaitan dengan darah yang kotor atau najis sehingga orang yang terkena kusta sudah selayaknya dikucilkan dari masyarakat (Tosepu et al., 2018).

Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh  Mycobacterium leprae, terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ lain kecuali susunan saraf pusat. Bakteri penyebab lepra tidak dapat menular ke orang lain dengan mudah. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh penderita.

Gejala utama :
·       Bercak kulit yang mati rasa;
·       Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi;
·       BTA positif;

Cara Penularan Kusta:

  • Manusia merupakan satu-satunya sumber penularan
  • Penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit
  • Untuk menular perlu kontak lama dan erat (masa inkubasi : rata-rata 2-5 tahun)
  • Yang sudah diobati atau selesai pengobatan tidak menularkan lagi
  • Sebagian besar populasi tidak bisa tertular (95%)

Pemutusan Mata Rantai Penularan:

  • Menemukan kasus sedini mungkin
  • Memberikan Kemoprofilaksis
  • Mengobati penderita sampai selesai pengobatan

Klasifikasi Kusta:

  • Paucibacillary (PB)/Kusta Kering :

– Jumlah bercak kusta 1-5

– Penebalan saraf disertai gangguan fungsi 1

– BTA negative

  • Multibacillary (MB)/Kusta Basah :

– Jumlah bercak kusta >5

– Penebalan saraf disertai gangguan fungsi >1

-BTA positif

Cacat Kusta:

Kecacatan dapat terjadi pada mata, tangan dan kaki apabila penyakit kusta tidak segera diobati.

Obat Kusta:

  • Rifampisin: bacterisid
  • DDS: bactericid lemah Bacteriostatis
  • Lampiran: bacteriostatis dan Anti inflamasi kuat

Tujuan Pengobatan Kusta:

  • Memutuskan mata rantai penularan
  • Mencegah resistensi obat
  • Meningkatkan keteraturan berobat
  • Mencegah terjadinya disabilitas atau mencegah bertambahnya disabilitas yang sudah ada sebelum pengobatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *